Kampung Andaito atau biasa disebut alfasera 4,
tersembunyi di dalam jantung Distrik Muting, mungkin terlihat seperti potret
keseimbangan yang langka antara manusia dan alam. Di tengah hamparan hijau yang
tak terbatas dari lahan sawit yang tumbuh subur dan juga pepohonan lain serta
banyak ladang warga, kampung ini menjadi rumah bagi warga yang memiliki berbagai
macam aktivitas dan banyaknya pekerja sawit yang hidup dengan kebersamaan yang
tulus.
Di pagi hari, ketika mentari perlahan
muncul di ufuk timur, suasana di kampung itu menjadi hidup dengan kegiatan
sehari-hari. Pekerja sawit mulai mempersiapkan diri untuk perjalanan mereka ke
ladang, anak anak sekolah di antar orang tua,banyak kegiatan warga lainnya
membawa dengan mereka semangat dan harapan baru. Suara riuh rendah percakapan
hangat dan tawa bercampur dengan derap langkah mereka yang gigih.
Meskipun pekerjaan di ladang sawit
memerlukan ketekunan dan dedikasi, penduduk kampung Andaito tak pernah melupakan
nilai-nilai asli kehidupan. Mereka hidup dengan penuh keramahtamahan dan
kebersamaan, saling membantu dalam suka dan duka. Meskipun kesibukan ladang
seringkali menuntut waktu yang panjang, mereka selalu menyempatkan diri untuk
berkumpul, berbagi cerita, dan mendukung satu sama lain.
Kampung Andaito bukan hanya tempat tinggal, tetapi juga representasi dari semangat kerja keras, kebersamaan, dan harmoni dengan alam. Di sana, pekerja sawit menghidupi keluarga mereka sambil menjaga keindahan alam sekitar. Setiap sudut kampung ini menandakan bahwa ketulusan hati dan hubungan yang erat dengan alam dapat menciptakan tempat di mana kehidupan bersemi dengan indah.
0 Komentar